TANGERANG - Para calo/sponsor pekerja migran/TKW makin berani melancarkan aksinya. Menawarkan iming-iming gaji besar untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negara-negara Timur Tengah. Padahal, pemerintah melalui BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) telah melakukan larangan sejak tahun 2015.
Seperti diketahui, penempatan tenaga kerja yang bekerja pada sektor domestik/penata laksana rumah tangga di 19 kawasan Timur Tengah telah dihentikan pada bulan Mei 2015.
Sejak tanggal 26 Mei 2015 pemerintah telah menerbitkan Kepmenaker Nomor 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan TKI pada pengguna perseorangan di negara-negara kawasan Timur Tengah.
Seperti halnya salah satu group facebook infoterbit yang beberapa kali menerima kiriman Postingan di Grup Facebook Info Kresek Gunungkaler dari pihak-pihak yang menawarkan job ke Timur Tengah. Namun postingan tersebut tidak di ACC mengingat adanya ketentuan larangan PMI nonprosedural ke Timur Tengah.
Dalam postingan yang dikirim disebut membutuhkan 50 PRT untuk dipekerjakan di Arab Saudi, Qatar, Abu Dhabi, dan Dubai. Lengkap dengan iming-iming gaji antara Rp5-6 juta dan mendapat uang saku.
Ketua Forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) Tangerang, Marnan Sarbini membenarkan, saat ini marak oknum-oknum yang menawarkan kerja di Timur Tengah dengan memanfaatkan media sosial.
Oknum-oknum tersebut biasanya menawarkan pekerjaan ke luar negeri yang proses keberangkatannya tanpa dilengkapi dokumen resmi atau tidak terdaftar di Dinas Tenaga Kerja.
Marnan juga meminta BP2MI terus melakukan monitoring dan memfilter setiap calon PMI yang akan berangkat untuk mencegah pekerja migran diberangkatkan secara nonprosedural.
Terpisah, Kepala UPT BP2MI Serang, Joko Purwanto saat sosialisasi peluang kerja ke luar negeri di Tangerang meminta agar masyarakat tidak tergiur iming-iming pihak-pihak tertentu yang menawarkan kerja ke luar negeri seperti ke Timur Tengah.
"Sebab, untuk jalur ke Timur Tengah belum dibuka, diantaranya untuk job Asisten Rumah Tangga. Jadi, jika ada yang menawarkan kerja sebagai pembantu ke kawasan Timur Tengah, bisa dipastikan itu nonprosedural, " tegasnya.
UPT BP2MI Serang juga terus melakukan pengawasan hingga ke Bandara Soekarno Hatta. Bahkan, belum lama ini pihaknya mengamankan 6 orang calon pekerja migran yang akan diberangkatkan ke Dubai secra nonprosedural.
"Kami juga mengajak kerja sama elemen masyarakat sebagai mitra strategis untuk membantu UPT BP2MI Serang dalam melakukan pengawasan dan memberikan edukasi kepada calon buruh migran yang akan berangkat ke luar negeri dimulai dari tingkat desa terkait tata cara dan proses migrasi yang sesuai prosedur, " ujarnya.
(Sopiyan)